HAKIKAT
KARYA ILMIAH
Berdasarkan pada sifat fakta yang disajikan dan cara
penulisannya, karangan ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua macam, yaitu
karangan ilmiah dan karangan nonilmiah.
Karya ilmiah menyajikan fakta umum, fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
dan ditulis dengan cara penulisan yang standar, sedangakan karya nonilmiah
menyajikan fakta pribadi fakta yang ada pada diri seseorang atau yang ada dalam
batin seseorang yang bersifat subjektif dan ditulis dengan cara penulisan yang
(mungkin) tidak standar. Dalam perkembangannya terdapat karangan yang bersifat
fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya, namun tidak ditulis. Karangan yang
isinya ilmiah tetapi cara penulisannya tidak baku dikenal sebagai karya ilmiah
populer.
Fakta yang disajikan dalam karya ilmiah adalah fakta
umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah oleh siapa
saja dengan prosedur yang konsisten serta dapat dijadikan dasar penyusunan
simpulan. Selain harus berdasarkan fakta umum, karangan ilmiah juga harus
mengikuti kaidah, prosedur dan metodologi penulisan yang baik dan benar.
Prosedur penulisan karya ilmiah bersifat sistematis, yaitu mengikuti
langkah-langkah atau tata aturan yang telah ditentukan. Karangan yang hanya
menyajikan fakta umum tanpa menggunakan prosedur penyajian yang baik dan benar
tidak digongkan dalam karya ilmiah. Selain itu, karya ilmiah juga harus
menggunakan bahasa ragam ilmiah, yaitu ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah. Ragam inilah yang disebut dengan ragam baku.
Ragam ini ditandai dengan ketentuan-ketentuan baku, seperti ejaan, pilihan
kata, penggunaan kalimat efektif, dan aturan pengembangan paragraf. Dalam
bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan kata lain, karangan ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan
kebenaranya, disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, serta
menggunakan bahasa ragam ilmiah.
Menurut John P. Riebel, karangan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu imaginative writing dan factual writing. Imaginative writing merupakan
perwujudan dunia subjektif penulisnya dan dimaksudkan untuk membangkitkan suatu
perasaan tertentu atau menggerakkan hati pembaca. Factual writing merupakan rekaman fakta objektif diluar pengarang
dan bermaksud menyampaikan informasi kepada pembaca. Factual writing dibagi menjadi dua, yaitu scientific writing (karya ilmu pengetahuan) dan informative writing (karya
jurnalistik). Yang tergolong dalam scientific
writing diantaranya, buku, laporan penelitian, makalah, dan artikel ilmiah.
Sedangkan yang tergolong informative
writing diantaranya adalah berita, kisah perjalanan, riwayat hidup, dan
laporan peristiwa. Dalam scientific
writing, terdapat dua komponen dalam karya illmiah, yaitu menyangkut
masalah substansi karya ilmiah dan menyangkut masalah teknik penulisannya.
Wujud masalah yang menyangkut substansi
karya ilmiah adalah teori yang digunakan, metode, dan pembahasannya. Sedangkan
komponen tata tulis antara lain menyangkut bahasa yang digunakan, penulisan
sistematika, penulisan kutipan, penulisa daftar pustaka, penulisan lampiran,
dan penulisan tabel atau skema. Karya ilmiah dan karya informatif memiliki
persamaan dan perbedaan, persamaannya yaitu sama-sama merupakan fakta umum,
sedangkan perbedaannya yaitu fakta dalam karya ilmiah merupakan fakta keilmuan
dan disampaikan dengan metode penulisan baku, sedangkan karya informatif
merupakan fakta peristiwa dan disampaikan dengan metode yang tidak selalu baku.
Dalam perkembangan selanjutnya, muncul jenis karangan
baru yang dikenal dengan karya ilmiah populer. Karya tersebut sama dengan karya
ilmiah, namun teknik penulisannya sama dengan karya informatif atau karya
imajinatif.
Secara umum karya ilmiah dapat dibedakan dengan karya
nonilmiah dengan cirri-ciri berikut ini :
1.
Menyajikan fakta objektif secara
sistematis
2.
Penulisnya cermat, tepat, benar, serta
tulus
3.
Tidak megejar keuntungan pribadi
4.
Karangan ilmiah bersifat sistematis,
dilaksanakan secara konseptual dan procedural
5.
Tidak bersifat emotif
6.
Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa
pendukung kecuali dalam hipotesis kerja
7.
Ditulis secara tulus dan hanya memuat
hanya kebenaran
8.
Tidak bersifat argumentatif dan
persuasif, dan tidak melebih-lebihkan sesuatu.
Dilihat dari substansi
isinya, cirri karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Berisi
fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
2. Didukung
oleh teori yang ada
3. Tidak
bersifat emosional
Adapun dilihat dari
sisi teknik penulisannya, ciri karya ilmiah adalah :
1.
Menggunakan ragam bahas Indonesia
ilmiah,yaitu ragam baku menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan),Pedoman Umum
Tata Bentukan Istilah, Pedoman Pengindonesiaan Istilah asing, Tata Bahasa baku,
dan KBBI.
2.
Mengikuti sistematika yang sudah
ditentukan, yaitu bagian pengenalan, isi, dan penutup.
3.
Bersifat proporsional, artinya besaran
bagi orang yang satu dengan yang lain harus sesuai dengan ketentuan.
4.
Memiliki acuan yang yang jelas, yaitu
dituliskan dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka.
5.
Bersifat konsisten, sistematika dalam
karya ilmiah ada beberapa macam dan harus memilih salah satu gaya dan tidak
diperbolehkan berpindah ke gaya yang lain dalam satu karya.
NUR LAILA MAHMUDAH
4311411041
FMIPA/KIMIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar