Perbedaan Wujud Zat Gas, Cair, dan Padat Beserta Sifatnya
Padatan, cairan, dan gas dibedakan
oleh sifat curahnya. Sifat curah dikaitkan dengan rakitan molekul secara keseluruhan,
bukan dengan sesama anggota yang dirakit. Sifat curah mengukur tanggapan dari rakitan itu terhadap gangguan
dari luar (misalnya perubahan tekanan dan temperatur) dan mencerminkan sampai
sejauh mana molekul dapat bergerak sebagai tanggapan terhadap gangguan
tersebut. Tanggapan molekul bergantung pada jarak rerata antara molekul-molekul
dan magnitudo gaya di antara mereka. Keterkaitan tersebut akan menghasilkan
struktur lokal, atau susunan molekul
yang khas dalam setiap keadaan materi. Struktur lokal ini menentukan sifat
curah materi.
Sifat curah dari gas, cairan dan
padatan meliputi beberapa penafsiran molekular, yaitu :
1. Volume Molar
Satu mol padatan atau cairan khas menempati
10-100 cm3 pada keadaan ruang, tetapi volume molar suatu gas dibawah
kondisi yang sama sekitar 24.000 cm3 mol-1. Selisih yang
besar ini menjelaskan mengapa padatan dan cairan disebut keadaan materi yang
terkondensasi. Volume molar adalah kebalikan dari angka rapatan (jumlah molekul
per cm3) materi. Ciran dan padatan mempunyai angka kerapatan yang
tinggi, sedangkan gas memiliki angka kerapatan yang sangat rendah. Jika
meleleh, volume kebanyakan padatan hanya berubah 2 sampai 10 %, menunjukkan
bahwa keadaan padatan dan cairan suatu zat memang relatif terkondensasi
terhadap keadaan gas dalam jumlah yang sama.
Pengukuran rapatan menunjukkan bahwa sentuhan antar molekul, jarak antar
inti atom terjauh dari satu molekul dan inti atom terdekat dari molekul
tetangganya berkisar dari 3 x 10-10 sampai 5 x 10-10 m
pada padatan dan cairan. Jarak tersebut jauh lebih pendek dibandingkan jarak
pada gas, yaitu sekitar 30 x 10 -10 m pada kondisi kamar.
2. Kompresibilitas
Kompresibilitas
adalah kemampuan suatu zat didefinisikan sebagai fraksi penurunan volume akibat
tekanan. Padatan dan cairan, keduanya
nyaris tak terkompresi , sedangkan gas kompresibilitasnya besar.kompresibilitas
yang besar dalam inilah yang menyebabkan banyak ruang kosong dalam gas, namun pada
keadaan terkondensasi partikel-partikel zat hampir bersentuhan atau bersentuhan.
Gas
sangat dapat terkompresi, sementara padatan dan cairan hampir tidak dapat
memang taat pada asas dengan gaya antarmolekul kuat yang ada dalam keadaan
terkondensasi dan tidak adanya gaya seperti itu dalam keadaan gas. Hanya
energyang cukup rendah yang diperlukan untuk mendekatkan molekul-molekul yang
berjauhan itu sebab gaya di antaranya dapat diabaikan.
Upaya untuk mengkompresi padatan dan cairan
memerlukan energi yang besar untuk melawan gaya tolak yang bekerja begitu molekul-molekul
telah bersentuhan.
3. Ekspansi Termal
Koefisien ekspansi termal adalah fraksi
peningkatan volume zat per derajat peningkatan suhu. Hokum Charles
memperlihatkan bahwa koefisien ini sama untuk gas dan besarnya yaitu 1/273,15 (0C)-1
pada 00C. dengan demikian peningkatan suhu sebesar 10C
menyebabkan gas berekspansi sebesar 1/273,15 atau 0,366 % dari volume asalnya
pada 00C, salkan tekanannya tetap. Sedangkan koefisien ekspansi
padatan dan cairan jauh lebih kecil. Koefisien ekspansi termal padatan umumnya kurang
dari 0,02 % per derajat celcius.
Meningkatnya volume volume dalam
wujud padatan dan cairan mensyaratkan bahwa gaya tarik di antara molekul dan
molekul tetangganya harus diatasi sebagian. Karena jarak antarmolekul padatan
dan cairan berada di daerah gaya tarik yang paling kuat, ekspansi yang relative
kecil dihasilkan oleh meningkatnya volume. Sebaliknya, molekul dalam keadaan
gas sangat berjauhan sehingga gaya tarik antarkeduanya dapat diabaikan. Dalam
suhu yang sama meningkatkan ekspansi yang jauh lebih besar dalam gas dibandingkan
dalam padatan dan cairan.
4. Fluiditas dan Kekakuan
Sifat
paling menonjol dari gas dan cairan adalah fluiditasnya atau daya alirnya yang
bertentangan dengan kekakuan padatan. Cairan
mempunyai volume tertentu tetapi bentuknya tidak tentu , jadi dibawah tegangan
cairan mudah mengalir. Ketahanan material terhadap aliran makroskopik diukur
dari viskositas sesarnya. Pada
tingkat mikroskopik, viskositas sesar menyatakan ketahanan bila satu lapis
molekul ditarik sejajar dari lapis tipis lainnya.viskositas sesar masing-masing
cairan adalah sekitar 16 kali lebih kecil dibandingkan padatan, dan untuk gas
lebih kecil. Sifat kekerasan (ketahanan terhadap takukan, indentation) dan elastisitas (daya untuk mengembaikan bentuknya
bila tegangan deformasinya dihilangkan) berhubungan dengan kekakuan atau
viskositas sesar yang tinggi. Dalam sifat ini, padatan mempunyai sifat yang
baik, sedangkan gas dan cairan tidak.
5. Difusi
Molekul
gas pada kondisi kamar berdifusi dengan laju beberapa sentimeter per detik.
sedangkan molekul cairan dan padatan berdifusi jauh lebih lambat. Tetapan
difusi suatu zat mengukur laju difusi pencampuran. Pada suhu dan tekanan kamar,
tetapan difusi untuk difusi cairan kedalam cairan adlah sekitar empat kali
lebih kecil daripada gas ke gas, sedangkan tetapan difusi padatan ke padatan
lebih kecil lagi.
Sumber :
Oxtoby, David W dkk. 2001. PRINSIP-PRINSIP
KIMIA MODERN EDISI KE EMPAT JILID 1 (terjemahan oleh Suminar Setiati Achmadi,
Ph.D). Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar